REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Membaca judul diatas, tentu banyak orang
yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan,
mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah
seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya
menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di
bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu
mematuhi perintah Sulaiman.
Dalam bukunya, Matematika Islam 3
(Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi
Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud
tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama
Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke
wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh
para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.
Dalam
Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah
An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan
lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan
peninggalan Sulaiman ?
Pengantar
Masa
lalu memang penuh misteri. Banyak orang meyakini bahwa Candi Borobudur
sebagai peninggalan Dinasti Syailendra pada abad 8 masehi. Namun hal itu
dibantah oleh KH. Fahmi Basya. Ahli matematika Islam ini meyakini bahwa
Borobudur sangat terkait erat dengan sejarah Nabi Sulaiman. Borobudur
adalah peninggalan Ratu Saba’ seperti yang diceritakan dalam Al-Quran.
Buku ini bukan karya sehari dua hari disusun. Tulisan ini sudah ditulis
dengan sangat serius selama puluhan tahun; sejak tahun 1979 hingga 2012.
Dalam buku ini penulis menjelaskan dengan sangat detail dan ilmiah
bukti-bukti bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’. Ada 40 bukti
eksak yang dijelaskan. Salah satu bukti paling kuat dan belum bisa
dibantah adalah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman bertuliskan
“Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di dalam kolam
pemandian Ratu Saba’ (Ratu Boko) di daerah Sleman, Jawa Tengah.
Borobudur Peninggalan Islam ?
Menurut
literatur yang ada, candi Borobudur adalah sebuah candi Budha. tapi
lain halnya menurut pak Fahmi Basya, Candi Borobudur adalah sebuah
peninggalan Islam, tepatnya peninggalan Nabi Sulaiman ribuan tahun yang
lalu. Tidak main-main, pak Fahmi Basya melakukan penelitian selama 35
tahun dan bukti yang didapat sangat kuat dan juga hasil penelitian
tersebut didukung dalil didalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam membaca
Sejarah Candi Borobudur Versi Islam, Ada baiknya anda juga membaca :
Kisah Nabi Sulaiman di Tanah Jawa.
Menurut
cerita yang dipaparkan, Candi Borobudur terletak di daerah kekuasaannya
Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah nabi yang diberi mukjizat bisa
berbicara dengan hewan, juga dapat memerintah jin dengan ijin Allah. Ada
seekor burung yang menghilang ketika dicari oleh Sulaiman, burung itu
adalah burung Hud-Hud. Sewaktu Sulaiman bertemu dengan burung tersebut,
maka burung Hud-Hud melaporkan sebuah alasan yang kuat kenapa ia
menghilang dari Sulaiman. Alasan tersebut sekaligus meredam kemarahan
Sulaiman atasnya. Sewaktu menghilang Burung Hud-Hud melintasi sebuah
negeri, yaitu negeri Saba’ dan para penduduknya menyembah selain Allah,
yaitu menyembah Matahari. Juga ada seorang ratu yang menjadi
pemimpinnya.
Nabi
Sulaiman pun memaklumi alasan tersebut kemudian menyuruh burung Hud-Hud
untuk menyampaikan sebuah surat yang ditujukan kepada ratu Saba’, ratu
yang menjadi pemimpin negeri Saba’. Surat itu tak lain adalah surat agar
Ratu dan penduduk negeri Saba’ bertaubat dan berserah diri kepada
Allah. Ratu Saba’ pun kemudian bertabat dan berserah diri. Nabi Sulaiman
pun memerintahkan jin untuk memindahkan singgasana ratu Saba ke
istananya Sulaiman dalam waktu sekejap sebelum ratu Saba’ datang ke
Sulaiman. Singgasana ratu Saba’ adalah singgasana ratu Boko yang ada di
Sleman, Yogyakarta, dan dipindahkan ke atas Borobudur di Magelang.
terbukti di Istana Ratu Boko ada singgasana yang hilang serta sisa-sisa
bangunan tempat berkumpul untuk menyembah matahari. jadi Borobudur itu
adalah sebuah bangunan buatan jin atas perintah Nabi Sulaiman. Dari segi
relief pun banyak yang menggambarkan cerita Nabi Sula
Sungguh
tidak banyak yang mengetahui bahwa simbul-simbul Islam banyak ditemukan
di Borobudur. Karena sudah sejak lama, borobudur menjadi klaim
hindu/budha. Ekspedisi Melintas Dua Shubuh bersama KH Fahmi Basya
sungguh menakjubkan. Hasil penelitian beliau telah menemukan adanya
indikator-indikator bahwa kisah Nabi Sulaiman dan ratu Saba ada di
Borobudur dan Ratu Boko. Sleman berasal dari Sulaiman. Wonosobo berasal
dari Hutan (ratu) Shaba. Lihat pula relief-relief di sekitarBorobudur,
disana sarat dengan cerita-cerita Nabi Sulaiman seperti burung Hud-hud,
Tabut dan lain-lain. Iman
Candi Borobudur
Adanya
phenomena angka 19 di Candi Borobudur. Adapun mengenai phenomena angka
19 itu terdapat di dalam Alqur’an berasal dari kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim yang terdiri dari 19 huruf. Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim ini yang memperkenalkannya kepada kita adalah nabi Sulaiman As. ketika beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’
Kop Surat dari Surat nabi Sulaiman As itu adalah kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Isi suratnya adalah: ” Alla ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunni muslimiin ” ( Jangan menyombong kepadaku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri ).
Dan perlu diketahui surat itu sampai sekarang masih ada yaitu di Musium
Nasional berupa lempengan emas bertuliskan Bismillah, surat itu awalnya
ditemukan dikolam dekat Candi borobudur.Lempengan emas bertuliskan kalimat ‘Bismillah”
Jadi,
dapat dikatakan bahwa phenomena 19 itu sudah diketahui oleh Nabi
Sulaiman As. Oleh sebab itu di Candi borobudur ada phenomena 19.
Tuntutlah Ilmu ke Negeri Cina atau Syain ?
Mari
kita bangkit dari tidur panjang, kitalah pewaris negri hebat itu.
Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negri Syain, adalah rekomendasi yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umatnya.
Negri hebat itu adalah negri kita, Indonesia.
Sayang
…, hanya karena candi Borobudur adalah candi Budha, kita menjadi BUTA,
bahwa candi Borobudur adalah hasil karya bangsa kita yang kebetulan
beragama Budha (?) (masih perlu pembuktian lagi untuk menyebut para
pembangun candi Borobudur beragama Budha).
Saat ini Negri Syain oleh kebanyakan orang termasuk Ulama diartikan sebagai Negri Cina. Benarkah demikian ?.
Berikut
argumen yang membantah bahwa negri Syain adalah Negri Cina. Yang lebih
tepat negri Syain adalah negri Syailendra di Pulau Jawa, INDONESIA .
1. Tinjauan menurut Waktu
Lahirnya
Agama Islam semasa dengan berdirinya candi Borobudur, abad 6 akhir atau
abad 7 awal. Ketika Nabi Muhammad merekomendasikan Negri Syain bagi
umatnya untuk menuntut ilmu pasti didasari pengetahuan yang seumur
dengan beliau. Suatu hal yang mustahil bila beliau menyarankan untuk
belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun lagi. Juga
mustahil beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir
di negri Syain 1500 tahun yang lalu. Hal ini menguatkan dugaan bahwa
Negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad adalah Syailendra di Pulau Jawa,
bukanya negri Cina.
2. Tinjauan menurut Hubungan Relegius
Borobudur
merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang
bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran
berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur
bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk
Relief.
· Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar,
disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang
bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
· Lantai dua dari
atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang
menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di
Al-Quran
· Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa,
disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang
bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
· Lantai
empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya
terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan
Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
· Lantai lima dari atas
terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief
yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam
puh empat) di Al-Quran
· Lantai enam dari atas (lantai dasar)
terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief
yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh
puluh dua) di Al-Quran
Dari kesesuain relief Borobudur dengan
Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang
dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra
3. Tinjauan menurut Kondisi Sosial
Kondisi
Sosial Negeri Cina saat awal lahirnya Agama Islam sedang dalam keadaan
kacau karena perang saudara. Mustahil Nabi Muhammad menyarankan untuk
belajar ke negri yang sedang kacau balau oleh perang saudara. Kalau saat
ini tahun 2007, ada orang yang menyarankan untuk belajar ke: Irak,
Afganistan atau Lebanon, pasti orang itu akan ditertawakan orang
sedunia. Pada saat itu Negri Syailendra berada dalam keadaan makmur
sejahtera. Tidak salah kalau nabi Muhammad merekomendasikan sebagai
negri rujukan menuntut ilmu.
4. Tinjauan menurut Kemajuan Budaya
Dari
catatan sejarah negri Syailendra memiliki keunggulan budaya
dibandingkan dengan negri Cina. Syailendra memiliki peninggalan yang
menunjukkan seberapa tinggi “budaya” nya saat itu.
Pembangunan
Borobudur memakan waktu lebih dari seratus tahun, diketahui dari umur
batu di dasar candi berbeda 104 tahun lebih tua dari batu yang terdapat
di puncak candi. Hal ini menunjukkan bahwa negri Syailendra punya
tenaga-tenaga ahli yang mengorganisir proyek raksasa baik besarnya
bangunan, banyaknya orang yang terlibat pembangunannya dan lama
pengerjaannya. Tanpa perencanaan yang luar biasa rapinya, mustahil
Borobudur berdiri. Struktur bangunan candi yang demikian besar
membutuhkan pengetahuan teknik bangunan yang sangat rumit, bahkan
ketelitian lingkaran yang ada di borobudur lebih kecil toleransi ukurnya
dibandingkan dengan Theodolit modern.
Belum lagi pengetahuan
metalurgi pembuatan keris, pada abad ke 7 negri Syailendra sudah
menguasai teknik peleburan Titanium bahan pamor keris. Dan masih banyak
bukti ketinggian budaya negri Syailendra yang lain
5. Tinjauan menurut Letak Geografis
Negeri
Cina dan Jazirah Arab terhubung lewat darat, hanya dengan berkendaraan
onta atau kuda saja sudah bisa sampai. Tidak meng- gambarkan kesulitan
yang harus ditempuh untuk menuntut ilmu. Negri Syailendra terdapat di
Pulau Jawa. Harus mengarung lautan yang luas dan ganas, tanpa kemauan
dan perjuangan yang luar biasa berat tidak mungkin sampai. Wallah ‘Alam
Bishawab
0 komentar:
Posting Komentar